Jumat, 09 Januari 2009

Seribu satu Solusi....

Seratus Ribu Solusi Tersembunyi
MATAHARI tak menunjukkan tajinya di lingkar Jakarta (baca:Jabodetabek) yang terkenal panasnya. Ia dikalahkan oleh sang awan yang sejak pagi melindungi orang- orang di ibukota yang berlalu lalang melakukan aktivitas sembari menebar ancaman akan turunnya hujan dan pertanda akan datangnya banjir bagi beberapa wilayah. Orang- orang memang keJakarta untuk mencari uang sehingga bagaimana pun cuacanya mereka tetap melakukan aktivitas masing-masing baik bekerja belanja atau sekedar berlibur di akhir pekan.
Di sebuah kamar kos berukuran tiga kali tiga tak jauh dari Bintaro, seorang mahasiswa tingkat I STAN Jakarta tampak sibuk memeriksa tas yang ia letakkan di atas tempat tidur tak jauh dari meja kecil tempat ia biasa belajar. Ia hendak membeli buku kuliah yang tak tersedia di perpustakaan kampusnya sembari berjalan-jalan karena jadwal kuliah dan tugas belum menumpuk,maklum ia anak baru di tetangga ibukota.
Seminggu yang lalu sebelum rapat untuk Briefing dan Try Out yangakan diadakan di kotanya pada minggu pertama liburan bulan Desember nanti, ia mendengar dua orang tingkat II yang duduk di spesialisasi PPLN dan PBB sedang berbicara masalah buku. Mereka mengucapkan kata Kwitang yang membuatnya tertarik karena ia sering mendengar kata itu dari teman-temannya.
“Arep ning kwitang to mas, aku titip buku bahasa Inggris yo,Understanding and Using English Grammar, warnane biru,” tanya mantan mahasiswa baru.
“Melok pisan wae,pupung jik awal- awal karo dolan-dolan,” sahut kakak tingkat II dari PBB.
“Piye yo...???” ia berpikir sejenak, “numpak opo?”
“Numpak bis,” kata mahasiswa tingkat II spesialisasi PPLN, ia sudah janjian dengan teman-temannya.
“Ntek piro kiro-kiro.”
“Paling sepuluh ewu”
“Yo melu, ronone kapan?”
“Na ra sok Jumat yo Sabtu.”


by Rofi Arif


to be continued..

0 komentar:


Free Blogspot Templates by Isnaini Dot Com and Bridal Dresses. Powered by Blogger